Jumat, 30 Mei 2014

PESAN ABDI SAMUDERA UNTUK MANUSIA-MANUSIA YANG SENANG BERTIKAI DALAM PEMAHAMAN AGAMA

Tuhan yang memiliki agama dan Dia berkuasa atas manusia dan dialah yang memiliki alam semesta beserta isinya. Dia tidak pernah menghukum hambanya yang sesat dalam menjalani agamanya, bahkan yang tidak mengakui akan ada dirinya, tetap dikasihi dan disayanginya, Dia yang menunjukkan jalan yang lurus bagi siapa yang dikehendakinya, dan Dia pulalah yang menyesatkan bagi siapa yang dikehendakinya. Sesungguhnya dialah yang berkuasa atas segala sesuatu, kamu siapa? Dan apa andilmu terhadap alam semesta ini? Apakah kamu yang memiliki agama? Apakah kamu yang menjadikan alam semesta beserta isinya? Mengapa kamu mudah menyesatkan dan menghukum orang yang tidak sepaham dengan apa yang kamu pahami? Apakah paham kamu itu sudah bisa kamu pastikan benar di sisi Allah dan Rasul dan menyelamatkan dirimu dan ahli keluargamu daripada api neraka dan memasukkan dirimu dan ahli keluargamu ke dalam surga? Maka pikirkanlah itu! Tuhan nyatakan di dalam ayat suci Al-Qur'an, janganlah kamu memperolok-olokkan/ menyesatkan suatu kaum, belum tentu kaum yang diperolok-olokkan/ dikatakan sesat atau menyesatkan lebih buruk daripada yang memperolok-olokkan/ yang membuat fatwa sesat!
Tuhan nyatakan di dalam ayat suci Al-Qur'an, la iqroha fiddin (tidak ada paksaan di dalam agama). Yang berbeda agama: lakum dinukum waliyadin (bagimu agamamu dan bagiku agamaku), satu agama lain pemahaman, lana a'maluna walakum a'malukum (kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan), maka yang diinginkan Tuhan kepada hambanya yang beragama, supaya hambanya itu berpegang teguh kepada agamanya itu dan jangan bercerai berai (wa'tashimu bihablillahi jami'a wala tafarraqu) dan yang diminta Tuhan itu kepada hambanya, cintailah Allah dan cintailah manusia. Kalau tak benar cintanya kepada Allah, maka sudah pasti tidak benar cintanya kepada manusia, benar cintanya kepada manusia, sudah pastilah benar cintanya kepada Allah. Jadi, manusia yang mengaku beragama, merasa benar terhadap apa yang diyakininya dan dan menyalahkan orang yang tidak sama dengan yang diyakininya/ dipahaminya, dialah orang yang belum tau dengan agama, dan dialah pengikut setan dan iblis, karena setan dan iblis sangat menyenangi orang-orang yang senang dengan kebencian, permusuhan dan perpecahan. Maka ingatlah, manusia itu berasal dari diri yang satu, kembali kepada diri yang satu, berasal daripada diri yang sama dan kembalipun ke tempat yang sama. Tidak ada perbedaan, kecuali ketakwaan dan keimanan masing-masing. Datang dari Allah, kembali kepada Allah. Dijadikan dari tanah dan dikembalikan ke tanah, tidak ada cerita masalah suku, bangsa, maupun agama, semuanya pasti kembali kesana, tidak ada satupun yang bisa dibawa dari dunia ini, kecuali iman, ketakwaan, cintanya kepada tuhannya, cintanya kepada sesamanya, cintanya kepada negaranya, dan cintanya kepada alam semesta beserta isinya. Harta, benda, sanak saudara, pangkat, semuanya tidak akan berlaku lagi, dan semuanya tidak bisa dibawa bersama kita, apabila sudah tiba masa kita untuk meninggalkan dunia ini. Inilah pesan ABDI SAMUDERA untuk dirinya sendiri dan seluruh umat manusia, dimanapun kalian berada. Janganlah masalah suku, bangsa, agama, dan adat istiadat menjadi suatu penghalang untuk kita bersatu dan berkasih sayang kepada yang Maha Kuasa yang telah menjadikan kita di dunia ini, kepada sesama kita dan alam semesta ini. Marilah kita buka lembaran baru dengan persatuan dan kasih sayang yang kuat untuk menjadikan alam semesta ini beserta isinya selamat, tentram dan bahagia, baik di dunia ini, maupun setelah kita meninggalkan dunia ini di kehidupan yang lebih kekal daripada dunia ini.

Inti ajaran agama Islam adalah persatuan dan kasih sayang, inti ajaran agama Nasrani adalah damai dan cinta kasih, inti ajaran Budha adalah kebijaksanaan dan welas asih, dan inti dari ajaran Hindu adalah kebijaksanaan dan cinta kasih, maka bersatunya empat agama ini,maka barulah bisa timbul keselamatan, ketentraman, dan kebahagiaan di bumi ini beserta isinya. Inilah mahar yang harus dibayar seluruh manusia yang ada di muka bumi ini jika ingin lepas dari kesusahan, kesengsaraan dan kehancuran, dan diganti dengan keselamatan, ketentraman dan kebahagiaan